Kritik Esai Cerpen "Tahi Lalat" Karya M. Shoim Anwar

Cerpen M Shoim Anwar (Media Indonesia, 19 Februari 2017

https://lakonhidup.com/2017/02/19/tahi-lalat/

Cerpen karya M. Shoim Anwar menceritakan istri pak lurah yang sontak terdengar kabar desas-desus di desanya soal adanya tahi lalat di dada istri pak Lurah. Warga selalu mengatakannya diam-diam dengan suara pelan. Kabar tersebut semakin menyebar di desa mereka. 

 “Awas, ini rahasia. Jangan bilang siapa-siapa!” kata Bakrul memulai pembicaraan sambil mendekatkan telunjuknya ke mulut.

“Di sebelah mana?” aku mengorek.

“Di sebelah kiri, agak ke samping,” jawab Bakrul.

“Besar?”

“Katanya sebesar biji randu.”

Mungkin karena keberadaannya sudah lebih jelas, akhirnya orang-orang saling memberi kode ketika berpapasan. Bila mereka sedang bergerombol, dan salah satu sudah memberi kode, yang lain mengacungkan jempolnya sebagai tanda mengerti. Bagi yang kurang yakin, pertanyaan akan langsung diteriakkan saat aku lewat.

Bulan depan adalah masa pendaftaran calon lurah atau kepala desa di sini. Konon Pak Lurah akan mencalonkan kembali untuk periode berikutnya. Tak ada yang bisa mencegahnya meski janji-janjinya yang dulu ternyata palsu.

“Ada unsur politik juga kayaknya,” kataku pada istri.

“Mengapa istri diikut-ikutkan?” dia mendongak.

“Citra perempuan lebih sensitif untuk dimainkan.”

Pak Lurah juga sering menggunakan cara-cara kotor. Selama menjabat, tidak sedikit warga yang kehilangan sawah ladang dan berganti dengan perumahan mewah. Warga yang tinggal di tempat strategis, melalui perangkat desa Pak Bayan, dirayu untuk menjual tanahnya dengan harga yang lumayan mahal. Begitu tanah-tanah yang strategis itu terlepas dari pemiliknya, Pak Lurah semakin gencar membujuk yang lain dengan cara memanggilnya ke kantor kelurahan.

Kritik esai cerpen "Tahi Lalat" karya M. Shoim Anwar:

Cerpen yang berjudul "Tahi Lalat" karya M. Shoim Anwar menurut kritikan saya, cerpen tersebut tidak hanya menceritakan tahi lalat di dada istri Pak Lurah. Tetapi, menceritakan sosok Pak Lurah yang dalam masa jabatannya selalu menggunakan cara kotor. Dalam cerpen tersebut, pengarang lebih menekankan sosok kepemimpinan Pak Lurah. Sedangkan dari dalam cerpentersebut hanya beberapa kutipan yang menyangkut tentang kabar desas-desus adanya tahi lalat di dada istri Pak Lurah. 

 Cerpen berjudul "Tahi Lalat" karya M. Shoim Anwar terdapat beberapa kritikan diantaranya, adanya penokohan, yaitu tokoh Aku, Pak Lurah, Istri Pak Lurah, Bakrul, Pak Bayan, Laela, dan warga desa. Adapun sifat yang tergambar dari cerpen tersebut bersifat tetap, yang artinya para warga tersebut selalu membicarakan masalah tahi lalat yang ada di dada istri Pak Lurah. Adapun sosok Pak Lurah yang tergambar dalam cerpen tersebut, sosok pemimpin yang tidak patut di contoh oleh warga desanya. Karna merupakan sosok pemimpin yang menggunakan cara kotor demi mendapatkan keuntungan tersendiri. Pak Lurah sosok pemimpin yang hanya berjanji di awal tanpa menepati janji tersebut ketika sudah menjabat. Dibuktikan pada kutipan cerpen sebagai berikut:

Warga yang tinggal di tempat strategis, melalui perangkat desa Pak Bayan, dirayu untuk menjual tanahnya dengan harga yang lumayan mahal. Begitu tanah-tanah yang strategis itu terlepas dari pemiliknya, Pak Lurah semakin gencar membujuk yang lain dengan cara memanggilnya ke kantor kelurahan.

“Kalau tidak mau menjual, akan dipagari oleh pengembang perumahan,” begitulah kata-kata intimidasi yang sering dilontarkan Pak Bayan kepada warga.

 Cerpen berjudul "Tahi Lalat" karya M. Shoim Anwar terdapat alur maju dan mundur. Alur maju pada cerpen yang artinya, peristiwa tersebut menceritakan keadaan hingga penyelesaian dan alur mundur yang artinya, sorot balik yang dimulai dari penyelesaian hingga mencapai titik puncak cerita. 

Dalam cerpen karya M. Shoim Anwar tersebut, terdapat beberapa kode yang dilukiskan, yaitu warga desa selalu menggunakan kode dan simbol ketika menceritakan dan membicarakan sosok istri Pak Lurah. Makna dalam kode yang dilukiskan dalam cerpen tersebut adalah mereka sedang diam-diam satu sama lain untuk mengejek kepemimpinan Pak Lurah. Hal itu dapat dibuktikan sebagai berikut: 

Mereka manggut-manggut, tersenyum sambil membuat kode gerakan menggelembung di dada dengan dua tangan, lalu menudingkan telunjuk ke dada sendiri, sebagai pertanda telah mengerti.

“Awas, ini rahasia. Jangan bilang siapa-siapa!” kata Bakrul memulai pembicaraan sambil mendekatkan telunjuknya ke mulut.

“Di sebelah mana?” aku mengorek.

“Di sebelah kiri, agak ke samping,” jawab Bakrul.

“Besar?”

“Katanya sebesar biji randu.”

Mungkin karena keberadaannya sudah lebih jelas, akhirnya orang-orang saling memberi kode ketika berpapasan. 

Dalam cerpen karya M. Shoim Anwar adanya amanat atau pesan yang terkandung di dalamnya. Amanat yang disampaikan oleh penulis yaitu, jadilah pemimpin yang bertanggung jawab kepada warga desa dengan selalu menepati janji di awal maupun di akhir. Buktikan sosok kepemimpinan yang adil dan makmur dengan selalu mensejahterakan warganya. Dan tepati janjimu karna sekalipun janji tetaplah janji dan itu adalah hutang yang harus dibayar. 

Cerpen berjudul "Tahi Lalat" karya M. Shoim Anwar menceritakan realitas kehidupan manusia saat ini. Banyak diantara sosok pemimpin saat ini berbuat cara kotor demi memenangkan jabatan di dalam politik, karna itu sudah menjadi tabiat seorang manusia saat ini yang selalu tergiur dengan kepemimpinan. Sebagai pemimpin harus jujur dan tidak menggunakan cara kotor untuk memeras warganya. Sosok pemimpin yang harus menepati janji pada warganya.

Meskipun cerpen karya M. Shoim Anwar tersebut berjudul "Tahi Lalat" penulis lebih mengarah menceritakan seorang Pak Lurah yang menyalahgunakan jabatannya dengan memanfaatkan warga sekitar yang menjadikan mereka bukannya untung tetapi rugi dan sengsara. 

Adapun makna pada kutipan di bawah ini:

“Awas, ini rahasia. Jangan bilang siapa-siapa!” kata Bakrul memulai pembicaraan sambil mendekatkan telunjuknya ke mulut.

“Di sebelah mana?” aku mengorek.

“Di sebelah kiri, agak ke samping,” jawab Bakrul.

“Besar?”

“Katanya sebesar biji randu.”

Makna kutipan di atas adalah bahwa dalam realitas kehidupan masyarakat saat ini di lingkungan sekitar kita orang selalu membicarakan kehidupan orang lain. Bagi mereka membicarakan orang yang ada masalah atau sesuatu di dalamnya menarik. Mereka tidak memilih orang yang dibicarakan. Apalagi orang ternama yang ada di desa yang mereka semua tahu kelebihan dan kekurangan. Begitulah fakta kehidupan yang terjadi saat ini, suka membicarakan kekurangan orang lain, tanpa tahu fakta yang terjadi sebenarnya. 

Dalam cerpen berjudul "Tahi Lalat" karya M. Shoim Anwar tersebut menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan sederhana meskipun, terdapat beberapa kutipan yang menggambarkan warga desa menggunakan kode dalam membicarakan orang. Amanat atau pesan dapat mudah dipahami dan dapat tersampaikan bagi pembaca, bahwa cerpen tersebut menceritakan realita kehidupan masyarakat yang terjadi saat ini. Meskipun berjudul "Tahi Lalat" penulis mencampur adukkan cerita yang tidak hanya menceritakan istri Pak Lurah tetapi juga menceritakan jiwa kepemimpinan Pak Lurah yang tidak patut dicontoh. 



Komentar